Pengantar
Sebagai usaha meningkatkan mutu perkuliahan di lingkungan
STAITA Padangsidimpuan, dipandang perlu menetapkan Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Makalah) bagi Mahasiswa dan Dosen STAITA, dengan tujuan agar dapat
dijadikan sebagai pedoman standar. Pedoman ini mulai diberlakukan pada T.A.
2011/2012 dan akan direvisi setiap waktu apabila terdapat hal-hal baru yang
dipandang perlu ditambahkan atau hal-hal lama yang sudah tercantum yang mungkin
perlu dikurangi.
Format Desain
- Kertas : Ukuran A4 (21 X 29,7 cm).
- Huruf : Bookman Old Style.
- Ukuran : 11 pt.
- Spasi : Ganda (2 spasi).
- Sampul : Plastik polos (depan), kertas jeruk warna putih (belakang).
- Halaman judul lihat contoh berikut :PERBAIKAN AKHLAKMELALUI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMOLEH : KHOLID SAPUTRANIM : 09.02.00.04Makalah disampaikan pada Seminar KelasMata Kuliah Filsafat Pendidikan IslamSemester VIPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TAPANULIPADANGSIDIMPUAN2012
- Contoh daftar isi :DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB
II KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori tentang Akhlak
B. Landasan Teori tentang Filsafat Pendidikan Islam
BAB
III PEMBAHASAN
A. Perbaikan Akhlak sebagai Tujuan Pokok Pendidikan Islam
B. Aspek-aspek Filsafat dalam Pendidikan Akhlak
BAB
IV KESIMPULAN
KEPUSTAKAAN
Catatan
tentang Daftar Isi:
1) Setiap
dosen dapat mengubah bab-bab di atas sesuai tujuan perkuliahan.
2) Idealnya,
makalah perseorangan antara 5 sampai 10 halaman, dan makalah kelompok antara 10
sampai 25 halaman.
3) Isi Latar
Belakang Masalah dapat diambil dan dikembangkan dari Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar dari materi mata kuliah yang dimakalahkan, yang dapat dilihat
dalam Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) mata kuliah tersebut.
4) Isi
Perumusan Masalah berisi pertanyaan tentang apa yang ingin dijawab melalui
makalah tersebut. Fungsinya agar pembahasan dapat fokus ke perumusan tersebut,
dan hal-hal lain meskipun dirasa menarik tetapi tidak terkait dengan materi
yang ditanyakan, harus diabaikan atau ditinggalkan (tidak dibahas). Dengan
demikian, perumusan masalah juga sekaligus berfungsi sebagai pembatasan
masalah.
5) Tujuan
Penulisan berupaya menjawab persoalan-persoalan yang dikemukakan dalam
perumusan masalah.(Jabarkan sendiri sesuai perumusan masalahnya).
6) Manfaat
Penulisan dikembalikan lagi kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar apa
yang ingin dicapai melalui pembahasan masalah tersebut.
7) Kerangka
Teori diambil dari buku-buku teks yang terkait dengan mata kuliah (umumnya ada
dalam silabus), yang bisa dicari di perpustakaan STAITA atau pada buku-buku
yang dimiliki mahasiswa. Kerangka teori dalam penulisan makalah hanya berfungsi
sebagai landasan memulai pembahasan atau acuan didalam pembahasan, dan bukan
untuk membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran teori tersebut.
8) Bab III
berupa Pembahasan bisa terdiri dari satu sub-bab saja, atau lebih dari satu.
Jika lebih dari satu, maka disusun sesuai contoh di atas, yaitu ada sub-bab A,
sub-bab B, dan seterusnya, tergantung luasnya pembahasan.
9) Bab IV
sebagai Kesimpulan, isinya tidaklah mengulang-ulang lagi pembahasan atau semua
hal-hal yang ditulis dalam bab sebelumnya. Isinya difokuskan kepada jawaban
terhadap apa yang ditanyakan dalam perumusan masalah. Jika isi kesimpulan tidak
dapat menjawab perumusan masalah, berarti makalah tersebut dianggap gagal.
10) Kepustakaan
berbeda penulisannya dengan catatan kaki. Perhatikan posisi pengetikan,besar
huruf dan bentuk huruf. Berikut perbedaan keduanya :
Catatan Kaki
|
Kepustakaan
|
Keterangan
|
[1] M. Atho’ Mudzhar,
Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Metode, (Yogyakarta
: Pustaka Pelajar, 1998), h. 13-14.
|
Mudzhar,
M. Atho’, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Metode,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998).
|
Pada catatan kaki
nama ditulis lengkap seperti biasa untuk kutipan pertama kali dan pada
kutipan selanjutnya cukup menulis nama belakangnya saja. Pada kepustakaan
penulisannya dibalik, dimulai dengan nama belakang.
|
2 Tim Redaksi, Kamus
Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), h. 752.
|
Tim Redaksi, Kamus
Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008).
|
Tim Redaksi, bukan nama orang, sehingga penulisannya
dalam kepustakaan tidak perlu dibalik. Justru salah jika ditulis : Redaksi,
Tim.
|
3 Jalaluddin Rakhmat,
“Metodologi Penelitian Agama”, dalam Taufik Abdullah & M. Rusli Karim
(ed.), Metodologi Penelitian Agama, Sebuah Pengantar, (Yogyakarta :
Tiara Wacana, 1990), h. 92-94.
|
Abdullah, Taufik & M. Rusli Karim (ed.), Metodologi
Penelitian Agama, Sebuah Pengantar, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1990).
|
Tulisan Jalaluddin
Rakhmat berada dalam buku kumpulan karangan yang disunting (ed.=editor) oleh
Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim, sehingga yang ditulis pada kepustakaan cukup
buku induknya saja.
|
4 Ibid., h. 98.
|
|
Ibid.=ibidem=sama dengan di atas. Berarti yang
dimaksud adalah tulisan Jalaluddin Rakhmat di atasnya, tetapi halamannya
berbeda.
|
5 Mudzhar, op.
cit., h. 19.
|
|
Op.cit.,=sama dengan di
atas (tetapi telah diantarai oleh catatan kaki lainnya). Berarti yang
dimaksud ialah kutipan dari buku M. Atho’ Mudhzar yang ditempatkan dalam
catatan kaki nomor 1. Untuk meringkas, namanya cukup ditulis Mudzhar saja.
|
6 Rakhmat, op.
cit., h. 95.
|
|
Tulisan Jalaluddin Rakhmat dikutip lagi, tetapi karena
sudah diantarai oleh kutipan lain, tidak ditulis Ibid., lagi, tetapi op.cit.
(Sama seperti penjelasan di atas).
|
Cara mengetik catatan
kaki di komputer (MS-Word) : Klik References, kemudian klik Insert
Footnote. Pada sebagian komputer keluaran lama, klik Insert,
kemudian klik Footnote.
Terima kasih pak, sudah mengabulkan apa yang sudah kami tunggu-tunggu pada saat ini, semoga dengan adanya Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah) bagi Mahasiswa STAITA, Edisi I Tahun 2012, ini STAITA semakin maju. amin.........?
BalasHapus